Wednesday, March 7, 2018

Gara-gara Investasi Bodong, Soetrisno Merugi Ratusan Juta, Rumah pun Digadai Buat Bayar Utang

Masyarakat yang terperangkap bisnis Mi One Balikpapan dan Samarinda melaporkan adanya dugaan investasi bodong Mi One ke Polda Kaltim pada Selasa (6/3/2018) pagi di Jalan Syarifuddin Yoes, Kota Balikpapan, Kaltim. 

BALIKPAPAN - Pelaksaaan investasi Mi One membawa nestapa. Mereka yang sudah menanamkan uangnya di Mi One hingga kini menghadapi ketidakpastian. Sudah jutaan rupiah disetorkan namun melayang begitu saja. Termasuk para korban Mi One Kota Balikpapan.
Saat bersua dengan Tribunkaltim.co, Soetrisno (64), mengaku sebagai korban dugaan investasi bodong Mi One.
Dirinya sudah hampir sekitar dua tahun yang lalu bergabung di investasi yang begerak di bisnis jual pulsa seluler dan listrik itu.
“Awalnya memang tidak ada masalah. Sempat dapat bonus, dikirimkan keuntungannya sejak tanamkan modal. Semakin banyak tanamkan uang maka semakin besar juga bonusnya. Saya tertarik,” katanya melalui sambungan telepon seluler pada Rabu (7/3/2018) sore.
Pria yang pensiunan perusahaan minyak di Kota Balikpapan ini merasa sedih. Tiada disangka, uang investasi yang ditanamkan sebesar ratusan juta langsung lenyap begitu saja saat menginjak tahun 2017.
“Dapat uang pensiun. Mau buat bekal hidup, dipakai buat usaha. Saya pilih ikut investasi di Mi One, soalnya menarik. Bonusnya besar, cepat dapat untung, tapi ternyata ketipu,” ujarnya.
Saat itu, uang miliknya yang dilempar ke bisnis Mi One bukan hitungan puluhan juta akan tetapi menyentuh angka ratusan juta. Dia memperkirakan, uang yang sudah disetor ke Mi One telah mencapai Rp 700 juta.
Tidak habis pikir, Soetrisno merasa terhipnotis oleh bonus-bonus yang menggiurkan. Janji-jani keuntungan yang ditebarkan Mi One sangat memikat.
Apalagi jaringannya mengaku sudah sampai Asia Tenggara, di Indonesia terdapat kantor pusatnya di Jakarta. Bangunanya besar megah dan memiliki organisasi bisnis yang nampak sudah mapan.
“Dikenalkan sama leader Mi One Balikpapan. Diperlihatkan semua bisnisnya. Dimulai dari kantor di Jakarta sampai jejaring di Malaysia hingga beberapa negara asia tenggara lainnya. Saya tertarik sekali,” tutur Soetrisno.
Selain itu, tambah dia, leader Mi One Balikpapan saat melakukan presentasi prospek bisnis juga menonjolkan kekuatan managemen Mi One termasuk basis bisnisnya yang merangkul tokoh-tokoh ternama seperti mantan Menteri Penerangan Republik Indonesia yang juga purnawirawan tentara.
Sekarang, ibarat nasi sudah menjadi bubur, Soetrisno hanya berdoa dan berupaya untuk lakukan perjuangan melalui jalur ligitasi demi mendapatkan keadilan.
“Gara-gara Mi One saya jadi punya utang banyak. Saya tidak punya uang lagi. Sampai pinjam sana-sini. Untuk membayarnya saya sampai menggadikan rumah ke bank untuk bayar hutang,” ungkapnya.
Sekarang, Soetrisno sedang dipusingkan dua persolan. Yakni cara untuk mendapatkan uangnya kembali dari Mi One dan cara untuk bertahan hidup di tengah himpitan utang yang sampai sekarang belum lunas.
“Pinjam uang sama bank sampai Rp 260 juta. Sekarang tinggal Rp 166 juta. Ini lagi berusaha terus bayar cicilan hutang, kalau tidak bisa, rumah saya bisa disita,” kata pria yang tinggal di Jalan Sultan Alauddin, Karang Bugis, Kota Balikpapan ini.
Dia pun berharap kepada aparat kepolsian untuk bisa menindak, menyeret para pelaku dalang utama di Mi One di meja pengadilan.
“Dipenjara saja pelakunya, kasih hukuman berat. Kembalikan juga uang saya. Sudah memberi banyak penderitaan,” tegasnya.
Sehari sebelunya, sebanyak 11 orang datang berbondong-bondong ke Polda Kaltim. Termasuk Soetrisno sendiri ikut melapor bersama rekan-rekan korban Mi One lainnya yang dari Balikpapan dan Samarinda.
Pelaporan mereka diterima oleh penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Kaltim. Saat itu, Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto, menyatakan, pelaporan dari masyarakat mana pun akan diterima oleh kepolisian untuk kemudian ditindaklanjuti.
“Ya saya belum terima laporannya (dari penyidik Polda). Kami akan layanilah,” ujarnya kepada Tribun yang kemudian dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih lembaga investasi.
“Ya masyarakat jangan mau dibodongin dong,” ungkapnya. (*)
sumber : kaltim.tibunnews.com

No comments:
Write comments